Analisis proses bisnis burjo

Analisis bisnis burjo Jogja Grup dalam mengembangkan usahanya mempunyai motivasi tertentu. Diataranya membuka beberapa cabang salah satunya di Jl. Cadi Gebang, Sleman, Yogyakarta. Di burjo ini ada dua karyawan yang di percayakan untuk mengelola burjo yang menjadi salah satu cabang burjo Jogja Grup. Sejarah singkat tentang burjo Jogja Grup di buka pada bulan agustus tahun 2004 mulai di buka untuk cabang candi gebang. Pada awal di bukanya usaha ini dengan merekrut beberapa karyawan yang di tempatkan di burjo cabang candi gebang.

Menurut karyawan yang di wawancarai saat pertama kali di bukanya burjo rasa senang ada begitu juga rasa gelisah, mereka memikirkan bagaimana melanjutkan usaha kedepanya nanti karena ini merupakan suatu hal yang pertama kali di lakukanya dengan menjadi karyawan di salah satu cabang dari usaha burjo Jogja Grup. Yang katanya harus bisa menyesuaikan diri pada waktu pertama kali dibuka. Mulai dari tempat, teman, pelanggan masakanpun harus sesuai selera orang yang ada di lingkungamn sekitarnya.

Untuk permodalan usaha burjo ini hanya di miliki modal satu usaha yang tergabung dalam usaha burjo Jogja Grub. Modal pertama yang harus dan perlu di lakukan adalah untuk meyewa tempat. Menyewa tempat di Jl. Candi Gebang senilai Rp 7,500,000 begitu juga dengan perlatan yang di gunakan untuk memasak di hitung pertama kali beli peralatan sekitar Rp 5,000,000. Dalam mengembangkan cabang-cabangnya burjo yang tergabung dalam Jogja Grup sangat memperhatikan aspek penentuan lokasi yang akan di gunakan untuk mengembangkan usahanya.

Lokasi yang di gunakan di cabang candi gebang sangat strategis di samping di depan Indomaret tempatnya di belakang campus Stimik Amikom. Tempat ini juga sangat ramai, sampingya are cafe Hospot yang di gunakan oleh para mahasiswa untuk nongkrong berdekatan pula dengan tempat-tempat anak kost, kata salah satu karyawan yang di wawancari. Penempatan tempat sangatlah mempengaruhi hampir di pastikan ramainya burjo berdasarkan tempat atau lokasi yang di gunakan.

Usaha burjo yang didirikan oleh gabungan burjo yang tergabung dalam Jogja Grup di cabang candi gebang sudah berdiri 7 tahun lamanya luar biasa suatu bisnis yang menjanjikan mulai awal dibukanya pada tahun 2004 – 2010 sekarang ini, masih banyak pelanggan yang setia dengan masakan dan minuman yang disediakan.

Dalam hal proses produksi yang di jual seperti Nasi goreng, Nasi telor, Mie godok serta beberapa jenis minuman Es-Teh, Es-Jeruk, Milo, Marimas, dll. Untuk membuatnya tidak harus mempunyai keahlian khusus hanya saja kebiasanya sehari-hari memasak makanan dan membuat minuman yang segar sesuai selera pelanggan. Dicabang Jl. candi gebang di lakukan proses produksi satu tempat dengan tempat penjualan agar tiap makanan yang disajikan secepatnya biasa di sajikan kepada pelanggan dan pelanggan tidak harus menunggu lama-lama sekitar 5 menit jadi.

Jogja Grub dalam melakukan perekrutan karyawan dengan cara surat lamaran yang di tunjukan kepada Jogja Grub. Setelah itu juga diadakan seleksi penerimaan karyawan dengan cara tes matematika seperti menghitung secara manual dengan mengandalkan otak tanpa bantuan alat elektronik kalkulator seperti yang di ceritakan oleh Jejen salah satu karyawan yang di wawancarai.

Sistem yang di lakukan untuk penggajian karyawan di dasarkan pada jam kerja 24 jam untuk 2 karyawan jadi 12 jam satu karyawan berdasarkan sip-sipan, di karenakan burjo cabang candi gebang buka 24 jam full. Pelatihan karyawan juga di lakukan dengan cara di traning sesuai keahlian memasak yang sudah di punyai sebelumnya agar hasil kerja setiap karyawan yang di tempatkan di beberapa cabang yang tergabung di Jogja Grub menjadi maksimal untuk menjalankan kerjanya.

Para karyawan juga mempunyai suatu organisasi sendiri untuk saling bertukar pikiran untuk memajukan burjonya sendiri-sendiri di samping itu organisasi ini juga mewadahi apabila ada suatu konflik antar karyawan yang di pekerjakan di beberapa cabang akan di adakan musawarah dengan cara kekeluargaan.

Menanggapi kompetitor yang sama-sama bisnis burjo cabang candi gebang mempunyai tips dan trik tersendiri salah satunya yaitu dengan membuat tempat burjonya sebersih mungkin agar setiap pelanggan merasa yaman lama-lama di burjonya, selain itu pelanggan juga di barikan pelayanan yang sangat ramah misal dengan senyuman kata mas Jajan.

Begitu pula dengan mengelola pendapatan di sesuikan dengan pendapatan tiap-tiap burjo di cabang candi gebang di lakukan dengan cara memberikan 35% dari pendapatan yang di dapat dari burjo candi gebang di setorkan ke Jogja Grub. Pendapatan di dapat dari pelanggan setianya yaitu para pelanggan yang banyak dan hampir keseluruhan berasal dari mahasiswa mulai dari makan atau hanya sekedar minum saja.

Para karyawan haruslah selalu ramah kepada setiap para pelanggan yang datang dengan senyuman saling mengenal seperti teman sendiri karena kebanyakan pelangganya adalan mahasiswa. Jogja Grup dengan kerja keras dan terus menciptakan Inovasi untuk memajukan usahanya yang di lakukan oleh perkumpulan dari satu Jogja Grub adalah saling melangkapi antar cabang-cabang yang lain dengan memperbaiku palayanan maupun masakan yang di sediakan.

KESIMPULAN
Usaha ini sudah tidak asing lagi, bahkan kita sering menemukannya dimana-mana. Hasil survey membuktikan jenis usaha ini dan burjo sendiri termasuk jenis usaha dan masakan yang tidak pernah ada matinya dan sangat diminati oleh mahasiswa selain harganya murah tentunya. Lebih menguntungkannya lagi, semua bahan mudah didapat di pasar-pasar dan supermarket. burjo-burjo yang tegabung dengan Jogja Grup menggunakan alat-alat yang sederhana, bahkan ada salah satu alat memasaknya menggunakan teknologi tradisional dan setiap karyawan  punya peralatan memasak makanan. Kebanyakan orang menganggap bisnis burjo ini menyulitkan, padahal bisnis ini bisa dijadikan bisnis yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Jadi semua orang bisa merasakan , mencoba, masakan burjo Jogja Grup yang terletak di cabang candi gebang depan Indomaret. Rasanya dan bumbu yang dia pakai tidak mengecewakan. Dan terbukti juga hanya dengan buku resep masakan yang bang Jajan pakai, semua mahasiswa jadi tertarik ingin membeli.

2 komentar: